Sabtu, 26 Juli 2008

Pramuka, Apa Kabar?



Memperingati HUT Pramuka 14 Agustus 2008


Sejak dahulu Pramuka atau Kepanduan sudah menjadi tren masyarakat dalam rangka membina generasi muda yang tangguh dan bermoral baik. Setiap pembinaan yang dilakukan bertujuan untuk membentuk manusia yang tangguh dan mempunyai jiwa yang kuat. Konsepnya pun dibuat sedemikian rupa agar peserta didik terangsang untuk memperkaya pengetahuan mereka di luar jam belajar sekolah.
Pramuka merupakan wadah sosial yang mempunyai ciri khas di tengah-tengah kemajuan zaman. Kondisi sosial saat ini lebih cenderung mambawa anak muda melakukan hal-hal yang negatif dan sia-sia. Pramuka bisa menjadi tameng meskpiun dengan lingkup yang kecil. Perubahan cara berpikir manusia ikut membawa perubahan sosial masyarakat. Sikap hedonistis dan apatis menjadi kecendrungan masyarakat saat ini. Mereka sudah tidak peduli lagi dengan lingkungannya bahkan selalu menyalahkan pihak lain ketika menghadapi masalah yang ada.

Kepedulian Alumni Sudah Berkurang
Memang, dengan pemupukan rasa kepedulian sejak dini maka diharapkan para alumni Pramuka bisa melebur dengan masyarakat. Mereka bisa membawa masyarakat menuju ke area yang lebih baik. Namun yang terjadi malah sebaliknya dimana rasa kepedulian pun mulai berkurang. Kesibukan yang dialami menjadi problem tersendiri bagi para alumni.
Seharusnya ada transfor informasi dari senior kepada para juniornya. Dengan bagitu diharapkan Pramuka dapat membuka wacana berpikir para anggotanya. Regenerasi yang terjadi terasa lambat karena dalam Pramuka sendiri tidak wadah untuk itu. Apalagi dalam Pramuka sendiri kekurangan media untuk menyalurkan informasi kondisi Pramuka terdahulu kepada para penerusnya.

Pramuka Sulit Dijadikan Tempat untuk Berekspresi
Saat ini anak muda membutuhkan media untuk mengekspresikan diri mereka. Untuk itu mereka mencari wadah yang menampung aspirasinya. Musik, olahraga dan berbagai organisasi digeluti remaja dalam rangka mencari jati diri mereka. Dengan begitu, mereka merasa diakui oleh lingkungannya. Sudah menjadi tuntutan zaman ketika mereka harus mempunyai kelebihan dibanding yang lain sebagai ciri individu yang khas.
Hingga saat ini Pramuka tidak bisa menjadi tempat berkesprresi bagi sebagian besar remaja di Indonesia. Sifat Pramuka yang syarat dengan aturan menjadi salah satu alasan kenapa remaja tidak memilih Pramuka sebagai organisasi yang mereka masuki. Sifat remaja yang cenderung bebas tanpa aturan mengubah image Pramuka menjadi organisasi yang serem dan penuh dengan doktrinasi.
Budaya senioritas yanga ada dalam Pramuka tidak disukai oleh remaja saat ini. Apalagi opini negatif tentang senioritas dalam Pramuka sudah merubah perspektif remaja. Mereka tidak suka hal berbau-bau ‘seragam’ yang sudah menjadi ciri khas Pramuka sejak dulu. Dengan seragam yang dikenakan terkesan ada kekakuan dalam proses pendidikan Pramuka.

Opini Global Lebih Kuat
Opini global tentang modernasi ternyata lebih kuat dibandingkan dengan pola pendidikan dalam Pramuka itu sendiri. Setiap orang diajak untuk berpola hidup serba gampang dan materialistik. Pendidikan dalam Pramuka yang mengajarkan kemandirian sepertinya kalah bersaing. Orang sudah enggan untuk melakukan kegiatan di alam terbuka. Dimana mereka pun tidak mau menikmati kondisi serba sulit yang biasa dialami oleh para anggota Pramuka.
Pramuka terkesan kuno karena dianggap tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi yang ada. Kegiatan Pramuka yang cenderung di alam terbuka dan penuh kesederhanaan sudah mulai tidak diminati remaja sekarang. Mereka lebih suka main videogame atau bermain musik di sela waktu kosong mereka. Hanya sebagaian kecil remaja yang bisa menikmati suasana alam terbuka.

Komoditas Politik
Penulis mohon maaf ketika mengatakan bahwa Pramuka sudah menjadi komoditas politik. Banyak orang yang bersedia aktif di Pramuka karena banyak para pejabat negara yang terlibat dengannya. Bahkan dalam banyak kegiatan Pramuka, Pemerintah rela mengeluarkan dana jutaan rupiah ketika ada kontilasi politik di dalamnya.
Untuk itu, para anggota pramuka sudah harus bisa mengakomodir hal ini. Jangan sampai banyak pihak yang justru menjadikan Pramuka kendaraan politik dalam rangka mencapai tujuan-tujuan politik. Dengan begitu, akan hilanglah esensi dari Pramuka itu sendiri.

Sudah saatnya para anggota Pramuka mengkaji kembali esensi dari Pramuka itu sendiri. Setiap kegiatan yag dilakukan harus bisa mencetak kader yang siap merubah kondisi masyarakat dengan memimpin mereka ke arah yang baik.

Tidak ada komentar: