Minggu, 20 Juli 2008

Eksploitasi Anak: Warisan Kemiskinan

Memperingati Hari Anak Sedunia 23 Juli 2008


Pernahkan anda membaca novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata? Didalam novel itu diceritakan bagaimana sekelompok anak-anak yang tekun berusaha meraih cita-cita mereka dengan bekerja setelah usai waktu sekolah. Bahkan disana diceritakan terjadi ketimpangan antara anak orang kaya dengan anak orang miskin. Kemiskinan yang mereka alami adalah wujud nyata dari sebagian anak di dunia yang terpaksa bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup mereka.

Sudah menjadi keniscayaan, kemiskinan memaksa mereka berbuat sepertii itu walaupun sebenarnya mereka tidak menginginkannya. Sepertinya tidak pernah terbersik dalam hati mereka kalau mereka akan seperti itu. Sekarang sering kita jumpai anak-anak yang menjadi pengamen jalanan, pekerja pabrik atau bahkan berjualan di pinggir jalan hanya karena mereka tidak dapat meneruskan sekolah mereka. Biaya sekolah yang tinggi menjadi masalah tersendiri bagi mereka.

Seyogyanya, anak seusia mereka bermain di taman bermain atau di rumah mereka dengan segala fasilitas yang tersedia. Atau bahkan seharusnya mereka duduk di kelas dan mendengarkan guru mereka mengajar. Namun, kondisi mapan seperti ini tidak semua anak mengalaminya. Jangankan untuk menggapai cita-cita mereka mengapai hidup yang lebih baik, dalam usianya yang masih dini mereka dihadapkan pada beban yang tidak seharusnya mereka terima.

Memang, sudah menjadi tugas orang tua untuk mendidik anak dalam kerangka pendidikan yang baik. Setiap anak dibentuk sebagai penerus generasi orang tua dalam meneruskan cita-cita hidup. Bahkan yang lebih luas lagi, mereka adalah tulang punggung bangsa dan calon pemimpim masa depan. Merekalah yang akan menentukan nasib bangsa ini kelak.

Namun, tugas mengayomi dan mendidik anak-anak bukan hanya tugas orang tua saja. Sudah menjadi tugas masyarakat untuk mendidik anak dengan menciptakan kondisi sosial yang ideal. Selama ini kita sering menyalahkan orang yang mengeksploitasi anak, padahal orang tersebut juga adalah korban dari sistem hidup yang buruk yang memaksa mereka mengeksploitasi anak-anak. Kemiskinan global membuat orang berpikir pendek untuk menggunakan anak sebagai pekerja di pabrik, pedagang asongan atau bahkan pengamen jalanan. Walau ada juga kasus eksploitasi anak karena faktor kejahatan pelakunya saja.

Dalam rangka memperingati Hari anak Sedunia kali ini marilah kita hentikan eksploitasi terhadap anak-anak. Belum saatnya mereka mengalami beban seberat itu yang seharusnya ada dipundak orang tua. Kita ciptakan kondisi hidup yang lebih baik dengan mengentaskan kemiskinan yang bersifat global ini. Pemerintah dan masyarakat bertanggungjawab terhadap kondisi ini.

Tidak ada komentar: