Jumat, 30 Desember 2011

Malam ke-13, Efisiensi Produksi Agribisnis

Sabtu, 12 Februari 2011

Ketika harga bahan pangan melambung tinggi lebih dari dua kali lipat dibandingkan dua-tiga tahun lalu, maka pengetatan anggaran belanja rumah tangga harus dilakukan. Pengetatan itu berlaku bagi rumah tangga yang mengandalkan sumber pangannya dari pasar. Lain halnya dengan rumah tangga petani yang mengandalkan sumber pangannya dari hasil panen. Maka, pengetatan anggaran terletak pada belanja rumah tangga yang lain seperti pendidikan dan pakaian.

Melambungnya harga pangan sebagai akibat dari mekanisme pasar yang timpang. Kita tidak bisa selalu menyalahkan alam ketika hasil panen menurun. Namun, permainan pasar telah mengakibatkan harga pangan tidak terkendali. Dimulai dari harga pupuk yang semakin tinggi, sarana irigasi yang rusak, tenaga kerja yang sulit didapat dan harga sewa mesin pembajak yang tinggi.

Semua itu memicu kita untuk semakin berpikir kreatif bagaimana produksi pangan menjadi lebih efisien dibandingkan dengan masa produksi sebelumnya. Untuk daging, sebaiknya kita gunakan pakan yang bersumber dari alam. Untuk padi, kita gunakan pupuk kandang dari kandang ternak milik kita.

Efisiensi produksi menjadi suatu keniscyaan jika kita tidak ingin kalah bersaing dengan produk impor. Harga daging dari Australia lebih murah karena menggunakan pakan dari alam. Harga beras Thailand menjadi lebih murah karena produksinya melimpah dengan dukungan prasarana produksi yang memadai. Bagaimana dengan kita?

Pertanian Terpadu Sebagai Salah Satu Kunci Efisiensi

Konsep pertanian terpadu memang bukan konsep baru tetapi cukup membantu petani untuk aman dari krisis pangan yang terjadi. Saya punya cita-cita untuk menerapkankonsep ini karena sudah merasakan manfaatnya. Ketika harga cabai naik, maka keluarga saya tidak merasakan dampaknya. Ketika harga daging ayam mahal, justru saya dan keluarga makan daging ayam hampir dua kali dalam seminggu. Ketika harga beras mahal, justru tetangga kami membelinya dari kami karena bisa dibeli dengan kualitas baik dan harga lebih murah dibandingkan harga pasar.

Beberapa strategi yang kami rencanakan adalah:

1.       Memperbaiki lumbung padi kami supaya dapat menampung lebih banyak padi.

2.       Menambah luas kandang domba, ayam, entok, itik dan kelinci  dengan fasilitas semi otomatis untuk persediaan kebutuhan protein hewani keluarga.

3.       Memperluas kolam ikan dan menambah populasinya untuk jangka waktu yang lama.

4.       Menanam rumput untuk keperluan ternak.

5.       Menanam jagung, singkong dan sayuran untuk pangan tambahan dan pakan ternak.

6.       Menanam pohon buah-buahan dan pohon kayu.

7.       Membuat instalasi pengolahan limbah pertanian untuk dijadikan kompos.

8.       Membeli traktor untuk membajak sawah, mengangkut padi, menebar pupuk kandang, menanam benih padi dan memanen padi.

9.       Mengadakan mesin heuleur ukuran kecil, mesin penggilingan untuk membuat tepung beras dan menggiling pakan.

10.   Mengadakan mesin potong rumput.

11.   Mengadakan gergaji mesin untuk menebang kayu yang kami tanam.

12.   Mengadakan mesin bubut untuk mengolah kayu.

Tidak ada komentar: