Senin, 25 Juli 2011

Malam Ke-4, Pendidikan Ketergantungan

6 Agustus 2010

Ketergantungan masyarakat kita akan peran pemerintah terlalu tinggi. Menurut saya. Jika kita perhatikan dari kuli panggul, buruh pabrik hingga guru dan mahasiswa senantiasa menuntut hak mereka _berupa materi_ untuk diberikan. Sepertinya mereka tidak menyadari ‘bentuk negeri’ ini. Saya tidak tahu sudahkan mereka membacara Undang-undang dasar mereka sendiri juga begitu banyak undang-undang yang menyertainya.

Negeri ini bukan negeri komunis, sistem politik yang kita anut adalah sekuler-kapitalisme. Bukan saatnya lagi selalu mengantungkan diri pada negara. Bagi masyarakat modern saat ini kemandirian adalah kunci hidup menjalani kompetisi global. China saja sudah mulai membuka diri bagi kapitalisme global mengapa kita masih terus mempertahankan sikap terjajah _mengemis hingga ke Istana Negara.

Negeri ini begitu kaya, so kenapa kita tidak memanfaatkan kekayaan yang telah kita terima ini. Saya menulis ini karena merasa prihatin dengan sikap guru-guru di madrasah yang menuntut kesetaraan dengan sekolah umum. Mereka bahkan ramai-ramai berdemontrasi ke ibu kota untuk menuntut penyetaraan dalam hal kebijakan. Saya pikir, modal pendidikan di negeri ini bukan uang tapi alam sekitar yang kaya raya. Bukankah sekolah dibentuk untuk mengolah alam ini, so jadikanlah alam ini sebagai laboratorium kehidupan tempat kita belajar.

Jika pemerintah tidak memberi uang bangunan sekolah, ya belajar bisa dilakukan di tengah sawah atau rumah ibadah. Itu saya lakukan. Tempat belajar saya adalah kebun, sawah, rumah ibadah dan tentu saja rumah. Alloh telah memberikan petunjuk begitu gamblang tentang arti penting belajar mengolah potensi alam. Saya pikir pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang bisa mengikuti ritme alam ini bukan pendidikan yang statis dan tidak praktis.

Tidak ada komentar: