Sabtu, 07 Februari 2009

Suarakan Islam dengan Terbuka


Menyimak Maraknya Partai ‘Oplosisi’ antara Islam dan Sekuler

Ketika umat ini membutuhkan seorang Pemimpin maka begitu banyak orang yang menawarkan diri untuk menjadi pemimpin. Segala janji yang telah diumbar ternyata sulit mereka realisasikan karena janji-janjinya masih ‘standar-standar’ saja. Perubahan yang mereka janjikan hanyalah perubahan parsial bukan peruabahan fundamental untuk memperbaiki nasib negeri ini. Mereka berkilah bahwa perubahan itu harus bertahap, namun kenyatannya tahapan perubahan itu tak kunjung datang malah semakin memalingkan umat ini dari Pencipta-nya.

Realitas ini terlihat ketika banyak partai-partai, baik partai berbasis masa Islam maupun sekuler, mengkampanyekan agenda kerja mereka bukan mengkampanyekan inti dari sebuah perubahan (padahal mereka tahu). Hingga saat ini tidak ditemukan partai yang menawarkan konsep sistem ekonomi alternatif yang menjadi pemicu krisi multidimensi negeri ini. Mereka lebih sibuk dengan agenda ‘berantas korupsi’ atau ‘harga sembako murah’ padahal hal tersebut sulit direalisasikan karena saking rusaknya ideologi Kapitalisme yang dianut umat ini.

Agenda-agenda kosong ini ternyata disampaikan juga oleh partai berbasis masa Islam. Ya, saat ini tidak ada partai Islam karena mereka tidak menyuarakan Islam dengan terbuka. Apakah mereka takut dicap teoris, oposisi atau pengkhianat bangsa? Alasannya sih, berpolitik itu harus cerdas, tapi apakah mereka lebih cerdas dibandingkan Rosululloh yang menyuarakan Islam dengan terbuka. Tegas, jelas dan menantang sistem kufur yang ada….

Fakta membuktikan bahwa saat ini umat semakin kebingungan karena tidak adanya pilihan yang jelas. Mau milih partai berbasis Islam atau sekuler buat jadi panutan ternyata sama saja karena isu yang diangkatnya pun sama seperti ‘partai kasing sayang’, ‘bersama kita bisa’ dll. Kalao mau_dan seharusnya_ partai berbasis massa Islam ini menyuarakan syariat Islam sebagai agenda kampanye mereka sehingga pemilih pun bisa memilih dengan jelas bukan masang iklan dengan menampakan wanita yang tidak pake jilbab. Wajar kalau partai berbasis Islam kalah terus…….

Tahu nggak kenapa HAMAS di Palestina menang pada 2003 lalu? Trus, Ikwanul Muslimin juga dipercaya muslim di Mesir untuk jadi penguasa? Dan juga FIS di Aljazair menang mutlak pada pemilu mereka? Ya karena mereka bertindak menjadi oposisi yang jelas, ni saya Islam dan yang itu kafir, silakan mau milih mana? Mungkin seperti itulah ungkapan mereka kepada umat. Jika partai berbasis Islam ini mau seperti itu ya silakan tiru, jangan cuma logonya aja di tempel di baju-baju.

Jadi, agendakan visi dan misi partai denga jelas dan tebuka kepada umat, kalau mau menjadikan negeri ini Daulah Islam ya sampaikan jangan ditutup-tutupi. Justru kondisi ini semakin mempersulit tegaknya syari’ah Islam karena masih berputar-putar di area demokrasi sebagai sarang kemaksiatan. Jika nanti ada reaksi keras dari penguasa, ya itu resiko dalam rangka menyuarakan kebenaran. Tetapi, ketika ada dukungan dari umat ya Insya Alloh akan dimudahkan. Percaya nggak? Kalo kita menyuarakan Islam dengan terbuka maka para tentara dan polisi pun akan membantu kita karena kebanyakan mereka adalah muslim. Aqidah mereka menuntutnya untuk membela Islam karena mereka juga percaya akan adanya syurga.

Silakan buka kembali syiroh Rosululloh, beliau pun menyampaikan Islam dengan terbuka. Dengan begitu, akan tercipta opini umum di tengah umat bahwa ada dua ideologi yang sedang ‘bertabrakan’ yakni Islam di tengah kekufuran. Buktinya, banyak orang yang tertarik bahkan Salman al-Farisi jauh-jauh datang dari Persia untuk masuk Islam. Orang juga cerdas untuk memilih Bung……kita jangan takabur dengan mengatakan bahwa harus ada konsep yang cerdas dalam menyuarakan Islam! Saya pikir, dalam dakwah ini wajib mengikuti apa yang telah dicontohkan Rosulululloh bukan dengan mengedepankan otak kita…..

So, jangan ditutup-tutupi apa yang seharusnya disampaikan dan jangan disampaikan apa yang tidak boleh disampaikan. Jika kita harus mengatakan bahwa demokrasi itu haram ya katakan, jika kita harus mengatakan bahwa syari’ah Islam itu wajib ya katakan, jika khilafah itu cita-cita kita ya katakan……biarlah umat yang memilih. Jangan sampai harta dan tenaga yang kita gunakan tidak berarti apa-apa di hadapan Alloh karena kita masih menjadikan demokrasi sebagai jalan perubahan ini……..

Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan dimuka bumi.(QS. Al-Maidah: 32)

Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan.’ (QS. Nuh: 8)

Tidak ada komentar: