Ketika krisis ekonomi global sedang melanda dunia ini maka sebenarnya adalah penantian ajal dari korporatokrasi. Bursa-bursa saham di beberapa negara mengalami keguncangan karena adanya krisis yang melanda Amerika sebagai negara adidaya. Kondisi ini juga ternyata dirasakan oleh para pengusaha di
Ya, setiap jengkal dari tanah di dunia ini telah dikuasai oleh para korporat yang selalu menancapkan kukunya yang tajam (John Perkins, Pengakuan Bandit Ekonomi, 2007). Entah disadari ataukah tidak, tidak ada kedaulatan rakyat di dunia ini tapi yang ada hanyalah kedaulatan para pengusaha yang menjadi penguasa. Mereka seperti gurita yang merangkul dunia ini dengan tentakel-tentakelnya yang banyak dan panjang. Keserakahan mereka membuat dunia ini rusak dan tidak teratur.
Kalaulah mereka masih mempunyai sedikit iman maka sekaranglah saatnya mereka bertobat karena begitu banyak dosa mereka di dunia ini. Asap-asap pabrik milik mereka yang mengotori angkasa menyebabkan pemanasan global sehingga banyak para petani yang tidak bercocok tanam karena sawahnya kering. Sudah terlalu banyak kaum papa yang semakin miskin karena sulit menghidupi dirinya sendiri. Setiap jengkal tanah milik mereka dicuri oleh para korporat yang gila kekuasaan.
Dalam benak para korporat hanyalah uang dan kekuasaan sehingga mereka pun rela mengeluarkan uang milyaran dollar hanya untuk membiayai kampanye para agennya yang ditanam di parlemen. Melalui para agennya ini setiap Undang-undang yang dibuat disesuaikan dengan pesanan para korporat. Maka wajar jika setiap kebijakan Pemerintah jarang yang berpihak pada rakyat kecil. Republik ini dibentuk bukan untuk melayani ‘publik’ tetapi dibuat untuk melayani ‘pabrik’. Saya sering bertanya, siapa sesungguhnya yang berkuasa?
Kehidupan di dunia ini seperti roda yang berputar.
Saya yakin ini semua _cepat atau lambat_ adalah akhir dari kisah koporatokrasi. Kebangkrutan yang terjadi adalah buah tangan mereka sendiri yang tidak mempunyai hati nurani ketika mengeksplorasi dan mengeksploitasi kekayaan alam negeri ini. Mereka adalah manusia _bukan Tuhan_ yang tidak bisa memprediksi masa depan hanya dengan melihat angka-angka pertumbuhan ekonomi di layar komputer. Seringkali perkiraan mereka meleset dan akhirnya mereka terperosok kedalam jurang kehancuran. Lihatlah, berbagai krisis di belahan dunia akibat ulah mereka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar